Firaun Sempat Taubat, Mengapa Allah SWT Menolaknya?
Detik-detik Firaun ditenggelamkan di Laut Merah, menurut sejumlah riwayat, sempat meminta ampunan dan bertaubat kepada Allah SWT. Namun, Allah SWT tidak menerima taubatnya. Mengapa?
Ahmad Ahmad Ghalusyi dalam kitabnya berjudul "Da'wah ar-Rasul 'alaihim as-Salam" memberi penjelasan soal mengapa Allah SWT menolak taubatnya Firaun.
Dia menjelaskan, Allah SWT tidak menerima karena taubat tersebut saat Firaun sudah tertangkap basah dan tenggelam.
"Taubatnya itu datang terlambat, yaitu ketika dia (Firaun ) telah menyadari kematiannya sudah dekat, bahwa waktu kematiannya sudah jatuh," demikian penjelasan Ghalusyi dalam kitab tersebut, sebagaimana dilansir dari laman Mawdoo, Rabu (13/1).
Karena itu, akhir dari pertaubatan adalah ketika jiwa seseorang telah mencapai tenggorokan. Dan orang tersebut meyakini bahwa saat itulah batas waktu kehidupan akan datang yang akan membuat harapan terhenti.
Maka, pertaubatan orang tersebut menjadi tidak bermanfaat. Allah SWT berfirman:
إِنَّمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللَّهِ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السُّوءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ يَتُوبُونَ مِنْ قَرِيبٍ فَأُولَٰئِكَ يَتُوبُ اللَّهُ عَلَيْهِمْ ۗ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا "Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya. Dan Allah Mahamengetahui lagi Maha Bijaksana". (QS. An-Nisa Ayat 17).
Al-Suyuti dalam al-Jami' al-Shagir, menyampaikan hadits dari jalur Abdullah bin Umar. Hadits menggambarkan soal waktu di mana pintu taubat sudah ditutup.
Dalam hadits tersebut, Rasulullah bersabda: إنَّ الله تعالى يقبلُ توبةَ العبدِ ما لمْ يغرْغِرُ "Allah SWT menerima taubat hamba-Nya selama nafasnya belum sampai di tenggorokan (sakaratul maut)." (HR Ibnu Majah dan Tirmidzi).
Karena itu, Allah SWT menghendaki bahwa pertaubatan orang yang berada dalam sakaratul maut itu tidak akan diterima. Hal ini karena yang bersangkutan sudah tidak bisa lagi berbuat apa-apa selain kematian yang sedang menghampirinya.
Begitu pula Firaun yang takut terhadap hukuman yang tak terhindarkan. Dia menyadarinya saat akan tenggelam, dan saat itulah dia sudah putus asa tidak bisa menyelamatkan diri. Sehingga taubat tidak membantunya pada saat itu. Allah SWT berfirman:
وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّىٰ إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الْآنَ وَلَا الَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ ۚ أُولَٰئِكَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا
"Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) dia mengatakan 'Sesungguhnya aku bertaubat sekarang'. Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih." (QS An-Nisaa: 18)