Tengku Zul Sebut Surga Diisi Bidadari, Inilah Bidadari Surga Menurut Islam
Tengku Zulkarnain atau yang akrab disapa Tengku Zul menceritakan perihal kehidupan setelah kematian. Eks Wakil Sekjen MUI ini menyebut kelak di surga terdapat 70 kamar yang setiap kasurnya diisi bidadari.
Cerita tersebut disampaikan Tengku Zul dikutip dari video YouTube Hadits Tv berjudul 'Sedikitpun Dia Tidak Menyesal'.
Di hadapan para jemaah, Tengku Zul mengingatkan supaya berhati-hati selama hidup dan menjaga diri di dunia.
Sebab, bagi siapapun yang menjaga diri, setelah meninggal dunia maka akan diberikan berbagai kesenangan, salah satunya sekamar dengan bidadari.
Lantas, seberapa cantik sih bidadari surga menurut ajaran Islam?
Menyadur artikel NU Online dengan judul "Seberapa Cantik Bidadari Surga Dibanding Perempuan Dunia?" oleh Alhafiz Kurniawan, terdapat penjelasan tentang kecantikan bidadari surga.
Pada artikel yang berformat tanya jawab tersebut, seorang penanya penasaran seberapa besar kelebihan bidadari surga dibanding perempuan di dunia saat ini? Karena bagi banyak orang terutama kaum laki-laki, motivasi beribadah mereka justru karena bayangan indah bidadari surga.
Pengampu rubrik tanya jawab ini pun memberikan penjelasannya.
Orang yang beribadah kepada Allah karena kenikmatan surgawi boleh-boleh saja meski tidak dianjurkan demikian. Karena idealnya ibadah kepada Allah diniatkan ikhlas semata.
Adalah benar bahwa Allah menciptakan bidadari surga dengan kecantikan luar biasa dan akhlak yang sangat terpuji. Tetapi bila dibandingkan dengan perempuan dunia, kelebihan bidadari surga itu tidak seberapa. Ini menurut pendapat ulama yang mengatakan bahwa perempuan dunia kelak lebih cantik daripada bidadari surga.
«
1
2
3
»
Hal ini disinggung Syekh Ahmad As-Shawi ketika Tafsir Jalalain menjelaskan Surat Al-Baqarah tentang “istri-istri yang suci di surga”.
“(Mereka akan memperistri perempuan di dalam surga baik dari kalangan bidadari maupun selainnya), yaitu perempuan-perempuan yang pernah tinggal di dunia. Sebuah riwayat menyebutkan, perempuan dunia kelak lebih cantik dibandingkan para bidadari yang sudah tersedia,” (Lihat Syekh Ahmad As-Shawi Al-Maliki, Hasyiyatus Shawi ala Tafsiril Jalalain, Beirut, Darul Fikr, tanpa tahun, juz I, halaman 17).
Keterangan As-Shawi ini menyebut perempuan dunia secara umum tanpa kecuali. Artinya perempuan dunia yang mana saja kelak lebih cantik daripada bidadari surga. Sementara keterangan berikut ini memberikan batasan terkait perempuan dunia yang kelak lebih cantik di surga.
"'Burung di angkasa, ikan di dalam samudera, malaikat di langit, dan hewan buas di sahara memintakan ampun untuk istri yang taat kepada suaminya.’ Ummu Salamah bertanya, ‘Ya Rasul, mana lebih utama antara perempuan dunia dan bidadari surga?’ ‘Tentu perempuan dunia lebih utama,’ jawab Rasulullah. ‘Kok bisa, apa sebabnya?’ ‘Karena shalat, puasa, ibadah, dan ketaatan mereka kepada suami,’" jawab Rasulullah.
Perempuan yang menjaga pandangan lebih cantik daripada bidadari surga
Sementara perempuan yang menjaga pandangan mata (tidak ganjen atau genit)–jika dari kalangan manusia–lebih bermartabat dan lebih cantik dibandingkan bidadari surga ‘pingitan’ dengan dasar bahwa mereka tercipta di surga. Bila masuk surga kelak, perempuan dunia sebab ibadah shalat mereka akan mendapat keutamaan dibandingkan bidadari surga.
Perempuan di dunia memiliki kesempatan untuk berbuat amal saleh, sementara bidadari surga tidak memiliki keistimewaan tersebut
Sebagian ulama mengatakan, maksud firman Allah yang terjemahannya berbunyi, ‘Kami jadikan mereka sebagai perawan’ adalah bahwa perempuan dunia sebagai dimaklum akan menjadi perawan yang lebih utama dan lebih cantik daripada bidadari surga karena amal saleh mereka semasa tinggal di dunia di mana hal ini tidak dimiliki bidadari surga.
Sebuah riwayat dari Al-Hasan menceritakan seorang perempuan lansia dari Bani Amir berkata kepada Rasulullah di hadapan Siti Aisyah RA, ‘Ya Rasul, doakan agar kelak aku masuk surga.’ ‘Maaf Ibu, di surga nanti tak ada perempuan lansia,’ jawab Rasulullah sambil bergurau. Perempuan lansia itu kecewa, lalu pergi dan menangis. ‘Susul ibu itu, kabarkan kepadanya bahwa ia kelak (menjadi muda kembali) tidak lagi dalam keadaan tua,’ kata Rasulullah SAW,” (Lihat Ismail Haqqi bin Musthafa Al-Hanafi Al-Khalwati, Tafsir Ruhul Bayan, Daru Ihyait Turats Al-Arabi, juz 9, halaman 266).
Keterangan ini jelas memberikan gambaran kepada kita bahwa tidak semua perempuan dunia akan menjadi lebih cantik dan lebih tinggi derajatnya dibanding bidadari surga. Perempuan dunia akan menjadi lebih cantik dan mendapat derajat lebih tinggi bilamana mereka tekun beribadah dalam arti seluas-luasnya selagi di dunia.
Simpulan kami atas dua macam keterangan di atas, keterangan itu menunjukkan kepada kita bahwa idealnya kita dalam beribadah kepada Allah tidak mengharapkan apapun, meski tidak ada salahnya mengharapkan sesuatu.
Berikutnya, keterangan di atas menjukkan bahwa perempuan dunia memiliki kesempatan besar untuk tampil jauh lebih cantik daripada bidadari surga dengan cara beribadah dalam arti seluas-luasnya.