15 Dosa Suami yang Dibenci Allah, Diantaranya Diharamkan Surga Baginya

 



ilustrasi. 15 dosa suami yang dibenci Allah SWT /StockSnap / Pixabay

RINGTIMES BALI - Suami sejatinya menjadi teladan kebaikan bagi istrinya. Namun terkadang para suami kerap tidak melaksanakan amanah yang dipikulnya alias melakukan dosa sebagai kepala rumah tangga.

Apabila amanah telah diberikan suami sebagai kepala rumah tangga tentu waspada agar terhindar dari dosa yang bisa menyebabkan masuk neraka.

Inilah 15 dosa suami yang perlu diwaspadai, bahkan diantaranya diharamkan surga baginya sebagaimana dikutip ringtimesbali.com dari kanal YouTube Buya Milenial:

1. Tidak ada rasa cemburu pada istri

Inilah salah satu dosa yang seringkali dilakukan suami kepada istrinya tidak atau kurang memiliki rasa cemburu terhadap istrinya.

Suami tipe semacam ini adalah pasangan laki-laki yang tercela. Sebagaimana disebutkan dalam hadist, yaitu Ibnu Umar ra dengan sanak Marfu sampai Nabi SAW :

"Ada tiga orang yang Allah haramkan masuk surga yaitu : pecandu khamar, orang yang durhaka pada orang tua, dan orang yang tidak memiliki sifat cemburu yang menyetujui perkara keji pada keluarganya,". (HR.Ahmad 2:69, Hadist ini shahih dilihat dari jalur lain).

Adapun maksud sebagaimana disebutkan dalam Al mu'zam Al wasith adalah para lelaki yang menjadi pemimpin keluarganya tidak punya rasa cemburu dan tidak punya rasa malu.

2. Tidak setia terhadap istri

Halaman:

Editor: Muhammad Khusaini

Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu lebih suci bagi mereka sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat,". Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan kemaluannya,". (An-Nur/24:30-31).

3. Menyerahkan kepemimpinannya pada istri

Dalam keseharian bahkan dalam kehidupan sebuah masyarakat muslim sekalipun terkadang masih ditemukan kendali rumah tangga diserahkan kepada istri.

Seperti halnya istri memilih untuk bekerja demi menafkahi perekonomian keluarga. Namun hal ini tentu tidak bisa menjadi alasan bagi suami untuk menyerahkan tampuk kepemimpinan rumah tangga, terlebih lagi bila suami lebih memilih untuk bersantai dan membiarkan istri bekerja.

Bahkan Rasulullah SAW pernah bersabda tentang satu janji tidak akan beruntung satu kelompok jika kepemimpinannya diserahkan pada seorang wanita.

"Tidak akan beruntung suatu kaum yang dipimpin oleh seorang wanita,". (HR. Ahmad, Bukhari, Tirmidzi, dan Nasa'i).

4. Meluapkan emosi pada istri

Sejatinya istri adalah partner yang bisa menjadi tempat berbagi tentang semua masalah yang dihadapi, bukan sebaliknya diajak berselisih demi meluapkan emosi kepada istri bukanlah solusi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.

Seorang sahabat berkata kepada Nabi SAW:

"Ya rasulullah, berpesanlah kepadaku. "Nabi Shallalahu 'Alaihi Wasallam berpesan jangan suka marah (emosi). "Sahabat itu bertanya berulang-ulang dan Nabi Shallalahu 'Walaihi Wasallam tetap berulang kali berpesan. "Jangan suka marah!". (HR.Bukhari).

5. Pelit pada istri

Tidak sedikit suami yang memilih menyimpan uangnya di dompet tanpa mau membaginya kepada istri serupiah pun, kecuali sang istri melapor karena untuk membeli keperluan dapur dan anak-anaknya.

Perilaku seperti ini seolah-olah sang suami tidak mempunyai rasa percaya kepada istrinya.

Rasulullah SAW bersabda:

"Seseorang cukup dipandang berdosa bila ia menelantarkan belanja orang yang menjadi tanggung jawabnya,". (HR. Abu Dawud no.1442 CD, Muslim, Ahmad dan Thabarani).

Dari Aisah ra yang menyatakan Hindun binti Uthbah pernah mengadu kepada Nabi SAW:

"Wahai Rasulullah, sesungguhnya Abu Sufyan (suamiku) tidak memberikan nafkah yang cukup kepadaku dan kepada anak-anaku,".

Rasulullah SAW kemudian bersabda: "Ambillah hartanya dengan cara yang ma'ruf (baik) sebanyak yang dibutuhkan olehmu dan anak-anakmu,". (HR.Muttafaq 'alaih).

6. Memiliki sifat benci kepada istri

Memiliki sifat benci kepada istri merupakan salah satu bentuk dosa suami terhadap istri.

"Janganlah seorang suami yang beriman membenci istrinya yang beriman. Jika dia tidak menyukai satu akhlak darinya, dia pasti meridhai akhlak lain darinya". (HR. Muslim).

7. Memukul istri dan menjelekannya

Memukul istri adalah dosa suami begitu pula jika menjelekannya, sebab wanita tentu merupakan kaum yang harus dilindungi.

Selain merupakan perbuatan dosa, memukul dan menyiksa istri secara fisik juga perbuatan yang melanggar hukum.

"Hendaklah engkau memberinya makan jika engkau makan, memberinya pakaian jika engkau berpakaian, tidak memukul wajah, tidak menjelek-jelekkannya (HR. Ibnu Majah disahihkan oleh Syeikh Albani).

8. Menyakiti hati seorang istri

"Orang-orang yang menyakiti mu'min laki-laki dan mu'min perempuan tanpa perbuatan yang mereka lakukan, maka sesungguhnya mereka telah menanggung kebohongan dan dosa yang nyata,". Al-Ahzaab:84.

Suami yang lemah lembut merupakan lelaki yang sempurna imannya, sebab ia telah berbuat baik kepada istrinya.

Hal ini seperti diingatkan dalam sebuah hadist dari Al Bukhari ra ia berkata bahwa Nabi SAW bersabda:

"Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang terbaik akhlaknya dan orang terbaik diantara kalian adalah yang terbaik terhadap istrinya". (HR.Tirmidzi).

9. Menyebarkan rahasia ranjang pada orang lain

Jika ada suami yang tanpa dosa menceritakan rahasia ranjang bersama istrinya pada orang lain, selain secara akal sehat adalah sebuah perilaku yang tidak bisa diterima akal sehat juga dilarang oleh Nabi SAW.

Nabi SAW bersabda:

"Sesungguhnya termasuk manusia paling jelek kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah laki-laki yang menggauli istrinya kemudian dia sebarkan rahasia ranjangnya". (HR. Abi Syaibah, Ahmad, dan Muslim).

10. Menggauli istri ketika haid

Diantara dosa seorang suami yang sering dilakukan pada istrinya adalah menggaulinya saat ia haid.

Firman Allah taala:

"Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah, 'haid itu adalah suatu koptoran'. Oleh karena itu hendaklah engkau menjauhkan diri dari wanita (istri,red) di waktu haid dan janganlah kamu mendekati mereka sampai mereka suci. Bila mereka telah suci maka campurilah mereka itu ditempat yang diperintahkan Allah kepadamu". (QS. Al Baqarah:222)

11. Menggauli istri melalui anusnya

"Dilaknat, orang yang mendatangi perempuan pada duburnya,". (HR. Abu Dawud dan An-Nasaa'i).

"Siapa yang mencampuri wanita (istri) yang sedang haid atau (mencampuri) wanita pada duburnya atau (mendatangi) dukun, lalu mempercayai apa yang dikatakannya, maka ia telah kafir kepada apa (wahyu) yang diturunkan pada Muhammad".

(HR. At-Tirmidzi (No.135) kitab Ath-Thahaarah, Abu Dawud (No.3904) kitab Ath-Thibb, Ibnu Majah (No.639) kitab Ath-Thahaarah wa sunanuhaa, Ahmad (no.9035).

12. Buruk sangka pada istri

Tidak pantas seorang suami berburuk sangka kepada istri yang telah ia halalkan kehormatannya dengan dua kalimat syahadat.

"Jauhilah sifat berprasangka karena sifat berprasangka itu adalah sedusta-dustanya pembicaraan. Dan janganlah kamu mencari kesalahan, mematai-matai, janganlah kamu berdengki-dengkian,

Janganlah kamu belakang-membelakangi dan janganlah kamu benci-bencian. Dan hendaklah kamu semua wahai hamba-hamba Allah bersaudara". (HR. Bukhari).

13. Poligami tanpa mengindahkan syariat

Islam tidak melarang poligami tapi harus mengikuti syariat Islam sebab jika dilakukan di luar syariat Islam maka hal ini merupakan dosa suami kepada istri.

"Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil maka (kawinlah) seorang saja,". (An-Nisa:3)

"Beliau (rasulullah) membantu pekerjaan istrinya dan jika datang waktu sholat, maka beliaupun keluar untuk sholat,". (H.R Bukhari).

15. Tidak mengajarkan ilmu agama

Perbuatan dosa suami adalah tidak mengajarkan ilmu agama pada istri.

Padahal sudah kewajiban suami untuk memelihara diri dan keluarga yang dipimpinnya dari perihnya siksa kubur, sebagaimana Allah SWT bersabda:

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat - malaikat yang kasar keras dan tidak mengdurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan". (QS. At-Tahrim:6).***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel